Kualitas Kimia Pupuk Cair Organik Limbah Air Rebusan Bakso Dengan Bioaktivator Berbagai Mol Varietas Bonggol Pisang

  • Selvy Dwi Cahyani Politeknik Negeri Banyuwangi
  • M. Hilmi Politeknik Negeri Banyuwangi
  • D. Triasih Politeknik Negeri Banyuwangi
  • A. H. Achmad Politeknik Negeri Banyuwangi
  • N. R. Amalia Politeknik Negeri Banyuwangi
Abstract views: 678 , PDF downloads: 224
Keywords: Aktifator, Mikroorganisme lokal, Pupuk Cair, Organik, Bonggol Pisang

Abstract

Abstrak

Objektif. Proses perebusan bakso membutuhkan waktu yang lama dengan suhu tinggi dapat mengakibatkan unsur nutrisi makro dan mikro pada bakso akan larut dalam air yang digunakan untuk merebus. Proses perebusan bakso menghasilkan limbah air sisa perebusan. Limbah air rebusan bakso dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik dengan menambahkan bioaktivator Mikroorganisme Lokal (MOL)bonggol pisang. Setiap MOL dari berbagai varietas bonggol pisang memiliki efektifitas yang berbeda didalam menguraikan substrat. Sehingga perlu dilakukan Penelitian untuk  mengetahui pengaruh penggunaan MOL dari berbagai varietas bonggol pisang (pisang raja, pisang kapok, dan pisang ambon) pada pembuatan pupuk cair organik limbah air rebusan bakso.

Material and metode. Meterial yang digunakan pada penelitian ini yaitu limbah air rebusan bakso, bonggo pisang raja, bonggol pisang kepok, bonggol pisang ambon, mollase, tepung beras, dan air. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan tiga ulangan, yaitu: P0 (EM4), P1 (MOL bonggol pisang raja), P2 (MOL bonggol pisang kepok), P3 (MOL bonggol pisang Ambon). Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengujian terhadap kadar Nitrogen, Fosfor, Kalium, Karbon, nilai pH, serta perhitungan rasio C/N pada pupuk. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan uji lanjut Least Significant Difference (LSD)

Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan MOL bonggol pisang pada pembuatan pupuk cair organik limbah air rebusan bakso menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan (P> 0,05) pada parameter N, K, dan tingkat pH pada pupuk. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap kadar P. Nilai C organik dan rasio C/N yang tertinggi dihasilkan pada P1.

Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisa dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan EM4 dan MOL dari berbagai varietas bonggol pisang memiliki efektifitas yang sama terhadap parameter N,K, dan nilai pH pada pupuk. penggunaan EM4 dan MOL dari berbagai varietas bonggol pisang memiliki efektifitas yang berbeda terhadap parameter P. Penggunaan MOL bonggol pisang raja mampu menghasilkan pupuk dengan nilai C dan rasio C/N yang tertinggi apabila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.

Abstrack

Objective. The boiling process of meatballs requires a long time with high temperatures can cause the macro and micronutrients in the meatballs will dissolve in water used to boil. The boiling process of the meatballs produces boiling water wastewater. Waste of meatball cooking water can be utilized as organic liquid fertilizer by adding bio activators to Local Microorganisms (MOL) banana weevil. Each MOL of various varieties of banana weevil has different effectiveness in decomposing the substrate. Research needs to done to determine the effect of the use of MOL from multiple varieties of banana weevil (plantain, kapok banana, and banana ambon) in the manufacture of organic liquid fertilizer wastewater boiled meatballs.

Material and method. The material used in this research is the meatball cooking water waste, plantain bonggol, kepok banana weevil, ambon banana weevil, molasses, rice flour, and water. The research method used in this study was a Randomized Block Design (RBD) consisting of 4 treatments and three replications, namely: P0 (EM4), P1 (MOL of king banana weevil), P2 (MOL of banana knuckles), P3 (MOL of tubers banana of Ambon). Tests conducted in this study are testing of levels of Nitrogen, Phosphorus, Potassium, Carbon, pH, and the calculation of the C / N ratio in fertilizer. Data obtained in this study were analyzed using Randomized Block Design (RBD) and Least Significant Difference (LSD) further tests.

Results. The results showed that the addition of MOL of banana weevil on the manufacture of organic liquid fertilizer of meatball cooking water showed no significant effect (P> 0.05) on the parameters N, K, and the pH level of the fertilizer. The results showed a significant effect (P <0.05) on levels of P. Organic C values ​​and the highest C / N ratio generated at P1.

Conclusion. Based on the results of the analysis, it can conclude that the use of EM4 and MOL from various varieties of banana weevil has the same effectiveness of the parameters N, K, and the pH value of the fertilizer. The use of EM4 and MOL from various varieties of banana weevil has different effectiveness against the P parameters. The use of MOL of Raja banana weevil can produce fertilizer with the highest C and C / N ratio when compared with other treatments.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustiyani, D., Imamuddin, Faridah, dan Oedjijono. (2004). Pengaruh pH dansubstrat organik terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi ammonia. LIPI-Bogor. Biodiversitas 5 (2), 43–47.

Aini, D., N., B, Sugiyanto, dan Herlinawati. (2017). Apllication of local microorganism goat manure on baluran variety soybean (Glycine max L. merril) yields. Journal of Apllied Agricultural Sciences. 1(1) : 35-43.

AOAC. (1999). Official methode of analysis of AOAC international. The Associationof Official Analitycals, Contaminants, Drugs. Vol. 1. AOAC International.Gaithersburg.

Baharuddin, A.S., M. Wakisaka, Y. Shirai, S.Abd-Aziz, N.A.A. Rahman, dan M.A. Hassan.(2009). Co-composting of empty fruit bunches and partially treated palm oil milleffluents in pilot scale. International Journalof Agricultural Research. 4 (2) : 69 – 78.

Budiyani N.K., N. Soniari, dan N.W.S. Sutari. (2016). Analisis kualitas larutan mikroorganisme lokal bonggol pisang . Jurnal Agroekoteknologi Tropik. 5(1) : 53-72.

Badan Standarisasi Nasional (BSN). Standar Nasional Indonesia 3818-2014. Bakso. Jakarta

Dewi, S. P., O. Wiharyanto, dan Z. Badrus. (2016). Pengaruh penambahan lindi dan mol bonggol pisang terhadap waktu pengomposan sampah organik. Jurnal Teknik Lingkungan. 5(4) :1-9.

Etesami H., Emami S., dan Alikhani H.A. (2017). Potassium solubilizing bacteria (KSB): mechanisms, promotion of plant growth, and future prospects. Journal of Soil Science and Plant Nutrition. 17(4) : 897-911.

Gandy, J. W., Madden, dan Holdsworth. (2014). Gizi dan Dietetika. Edisi 2. EGC.Jakarta.

Gaur, A. C. (1990). Phosphate Solubilizing Microorganisms as Biofertilizer. Omega Scientific Publisher. New Delhi. 176

Hidayati, Y.A., Kurnani, Marlina, dan Harlia, E. (2011). Kualitas pupuk cair hasil pengolahan fases sapi potong menggunakan Saccharomyces cereviceae. Jurnal Ilmu Ternak 11(2): 104-107

Kesuwaningwati, R. (2015). Penggunaan MOL bonggol pisang (musa paradisiaca) sebagai dekomposer untuk pengomposan tandan kosong kelapa sawit. Jurnal Ziraa’ah.40(1) : 40-45.

Khairi.(2005). Perbandingan metode potensiometri menggunakan biosensor urea dengan metode spektrofotometri untuk penentuan urea. Jurnal Sain Kimia 9(2) : 68-72.

Khalil, S. (1995). Direct Application of phosphate rock and appropriate technology fertilizers in Pakistan. Proc. International Workshop, Direct application of rock phosphate and appropriate technology fertilizers in Asia-What hinders acceptance and growth. Kandy. Sri Lanka, pp:231-236

Kim K, Park, Cho, Nam, Park, Bajpa. (2005). Aerobic nitrification-denitrification by heterotrophic Bacillus strains. Journal Bioresource Technology. 96 : 1897-1906.

Lepongbulan, W. (2017). Analisis unsur hara pupuk cair organik dari limbah ikan mujair (oreochromis mosambicus) danau lindu dengan variasi volume mikro organisme lokal (MOL) bonggol pisang. Jurnal Akademika Kimia.6(2): 92-97.

Maudi, F., T. Sundari, R. Azzahra, R. I. Oktafiyani, dan F. Nafis. (2008). Pemanfaatan onggol pisang sebagai bahan pangan alternatif melalui program pelatihan pembuatan steak dan nugget bonggol pisang di Desa Cihedeung Udik. Kabupaten Bogor. PKMP. IPB. Bogor.

Nugroho, A. (2007). Dinamika populasi konsorsium bakteri hidrokarbonoklastik: studi kasus biodegradasi hidrokarbon minyak bumi skala laboratorium. Jurnal Ilmu Dasar. 8(1): 13-23

Padmaningrum R.T., dan Dyah P. (2006). Analisis kadar gizi dan zat aditif dalam bakso sapi dari beberapa produsen. Prosiding Seminar Nasional, Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yogyakarta, Indonesia : Fakutas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

Parmar P, dan Sindhu. (2013). Potassium solubilization by rhyzosphere bacteria: influence of nutritional and enviromental condition. Microbial Research 3(1): 181-188

Poeponegoro, dan Milono. (2005). Pengaruh Limitasi Nutrien Pada Fermentasi Asam Sitrat Secara Biak-Rendam Dengan Kapang Aspergillus niger ATCC 11414 . ITB Central Library. Bandung

Putri Wening Ratrina, Widodo Farid Maruf dan Eko Nurcahya. (2014). Pengaruh penggunaan bioaktivator EM4 dan penambahan daun lamtoro terhadap spesifikasi pupuk organik cair rumput laut. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Perikanan. 3(3): 82-87.

Rashid, M. et al. (2004). Organic Acid Production and Solibilization by Phosphate Solubilizing Microorganism (PSM) Under In Vitro Conditions. Pakistan Journal of Biological Sciences 7 (2): 187-196

Saragih Bernatal. (2013). Analisis mutu tepung bonggol pisang dari berbagai varietas dan umur panen yang berbeda. Jurnal Teknologi Industri Boga dan Busana. 9(1) : 22-29.

Styriakova I., Styriak I., Galko D., Hradil P., dan Bezdieka P. (2003). The release of irom bearing minerals and dissolution of feldspar by heterotrophic bacteria of Bacillus sp. Ceramics Silikaty. 47(1): 20-26.

Suhastyo, A. A., I. Anas, dan D. A. Santoso. (2013). Studi mikrobiologi kimia mikroorganisme lokal (MOL) yang digunakan pada budidaya padi metode SRI (sytem of rice intensification). Jurnal Sainteks. 10(2) : 29-35.

Sukasa, I. M. (1996). Pengaruh Lama Fermentasi Media Bonggol PisangTerhadap Aktivitas Glukoamilase dari Aspergillus niger. Majalah Ilmiah Teknologi Pertanian.

Sundari D., Almasyhuri., dan A. Lamid. (2015). Pengaruh Proses Pemasakan Terhadap Komposisi Zat Gizi Bahan Pangan Sumber Protein. Kemenkes RI. Jakarta.

Surtinah. (2013). Pengujian kandungan unsur haradalam kompos yang berasal dari serasah tanaman jagung manis (Zea mays saccharata). Jurnal Ilmiah Pertanian 11(1): 16-25.

Surung, M. Y. (2008). Pengaruh dosis EM4 (effective microorganism 4) dalam air minum terhadap berat badan ayam buras. Jurnal Agrisistem. 4(4) : 109-113.

Tan, K. H. (1982). Principles of Soil Chemistry. Marcel Decker Inc. New York

Trivana Linda, dan A.Y. Pradhana. (2017). Optimalisasi waktu pengomposan dan kualitas pupuk kandang dari kotoran kambing dan debus abut kelapa dengan bioaktivator promi dan orgadec. Jurnal Sain Veteriner. 35(1) : 136-144.

Woon B. H. (2007). Removal of nitrat nitrogen in conventional wastewater treatment plants. SkripsiFaculty of Civil Engineering, University Teknologi Malaysia. Malaysia

Yan L., Kong, Tanaka, dan Lin. (2006). Isolation of anew heterotrophic nitrifying Bacillus sp. Strain. Journal of Enviromental Biology. 27(2) : 323-326.

Yang X., Wang, Zhang, Zhou. (2011) Isolation and nitrogen removal characteristics of an aerobic heterotrophic nitrifying-denitrifying bacterium, Bacillus subtilis A1. Journal Bioresource Technology. 102 : 854-862.

Published
2020-12-31

PlumX Metrics

How to Cite
Cahyani, S. D., Hilmi, M., Triasih, D., Achmad, A. H., & Amalia, N. R. (2020). Kualitas Kimia Pupuk Cair Organik Limbah Air Rebusan Bakso Dengan Bioaktivator Berbagai Mol Varietas Bonggol Pisang. JAMI: Jurnal Ahli Muda Indonesia, 1(2), 144-153. https://doi.org/10.46510/jami.v1i2.29